Dengan ?topeng lepas,? kolektif Barat sekarang dengan penuh semangat menunjukkan ?seringai binatang,? kata Dmitry Peskov
Pendukung Barat Ukraina – dan AS khususnya – melakukan yang terbaik untuk mencegah Kiev mengadakan negosiasi dengan Moskow, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Pejabat itu membuat pernyataan di sela-sela pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari China, Xi Jinping, di Moskow pada hari Selasa.
Peskov diminta mengomentari pernyataan baru-baru ini oleh pejabat senior Barat, yang mengatakan inisiatif perdamaian apa pun untuk Ukraina, jika muncul dari pembicaraan Rusia-China, akan “tidak dapat diterima”. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby, misalnya, mengklaim setiap gencatan senjata dalam situasi saat ini hanya akan “merujuk penaklukan Rusia hingga saat ini” daripada berkontribusi pada perdamaian.
“Washington, ibu kota Eropa, tetapi pertama-tama, Washington dipenuhi dengan keinginan untuk tidak membiarkan, dengan dalih apa pun, [Kiev] memasuki perundingan perdamaian. Mereka hanya tidak membiarkan Kiev memikirkannya,” kata Peskov. Ditanya apakah sekarang ‘normal’ untuk menghasut perang daripada menyerukan perdamaian, juru bicara itu menjawab dengan tegas.
Selama pembicaraan, para pemimpin Rusia dan China membahas peta jalan 12 poin untuk perdamaian di Ukraina yang baru-baru ini diusulkan oleh Beijing. Putin memuji inisiatif tersebut, menyatakan kesiapannya untuk berdiskusi dan mengembangkannya, sembari juga menegaskan kembali keinginan Moskow untuk mencari solusi diplomatik atas permusuhan, yang telah berlarut-larut selama lebih dari setahun.
“Kami percaya bahwa banyak dari ketentuan rencana perdamaian yang diajukan oleh China sejalan dengan sikap Rusia dan dapat diambil sebagai dasar penyelesaian damai ketika mereka siap untuk itu di Barat dan di Kiev. Namun, sejauh ini kami belum melihat kesiapan seperti itu di pihak mereka,” kata Putin setelah pertemuan.
Presiden China bersikeras bahwa Beijing terus mempertahankan posisinya dalam konflik dan mendesak kedua belah pihak untuk tetap berpegang pada diplomasi dan terlibat dalam dialog. “Kami selalu untuk perdamaian dan dialog, dan kami dengan tegas berdiri di sisi kanan sejarah,” kata Xi.
(RT.com)
Sumber :